Contoh Cerita Psikopat

| Sabtu, 01 Maret 2014
Berikut ini adalah beberapa contoh cerita/pernyataan seorang psikopat atau gambaran mengenai bagaimana cara berpikir seorang psikopat dalam sudut pandang cerita fiksi, yang ketika Anda membacanya mungkin akan merasa biasa-biasa saja pada awalnya, akan tetapi setelah Anda membaca kejanggalannya barulah Anda akan mengetahui bahwa psikopat itu memang janggal.




Beberapa hari yang lalu, Aku diajak temanku untuk makan malam dirumahnya. Hal yang menurutku aneh adalah, baru-baru ini kabarnya ia terlibat pada sebuah ajaran agama yang aneh. Sesampainya Aku di sana, dia menyuguhiku berbagai macam daging, tetapi ia tidak memberitahuku daging apa itu. Itu sedikit membuatku ragu. Saya mengira bahwa itu adalah daging manusia, tetapi setelah Aku memakannya, aku langsung menyadari bahwa itu bukanlah daging manusia.

Yang janggal dari cerita/pernyataan di atas:

Saya mengira bahwa itu adalah daging manusia, tetapi setelah Aku memakannya, aku langsung menyadari bahwa itu bukanlah daging manusia ⇐ dari mana dia bisa tahu rasanya daging manusia itu seperti apa?


Pada suatu malam istriku diserang oleh seorang perampok ketika Aku sedang dalam perjalanan pulang sehabis lelah bekerja. Istriku menusuk perampok tersebut dengan pisau yang sedang dibawanya dan membunuhnya. Setelah menyelidiki kasus penusukan tersebut, polisi menyatakan bahwa itu adalah perlindungan diri yang dilakukan oleh wanita tersebut. Ketika Aku akan menjemputnya dari kantor polisi, dia mengatakan, “Ketika aku mendengar bel pintu kupikir itu adalah kamu, tetapi ternyata adalah perampok bertopeng yang langsung masuk segera setelah aku membuka pintu!” Sambil memeluknya dengan erat, Aku mengatakan, “Kau pasti sangat ketakutan, paling tidak sekarang kau aman”.

Yang janggal dari cerita/pernyataan di atas:

Yang tidak aman itu sebenarnya si suaminya itu sendiri.

Sang istri membawa-bawa pisau, tetapi dia tidak menceritakan kalau dia sedang memasak.

“Ketika aku mendengar bel pintu, kupikir itu adalah kamu” ⇐ berarti sang istri sudah menunggu kepulangan sang suami. Sang istri memang berniat membunuh suaminya dari awal.


Aku sangat ketakutan semalam, setelah Aku membaca cerita yang sangat menakutkan pada suatu website. Yang lebih parah lagi Aku sendirian di rumah karena orangtuaku pergi ke luar kota. Jadi, Aku menyalakan lampu di kamarku dan pada seluruh koridor yang menuntunku menuju kamar mandi, itu membuatku merasa lebih baik. Satu-satunya hal yang menakutkanku adalah ketika Aku selesai mandi dan kembali. Aku menyalakan lampu kamarku, dan pada saat bersamaan seekor kucing melompat ke atap rumahku dan membuat suara gaduh di dekat jendela kamarku. Hal itu membuatku terkaget-kaget.

Yang janggal dari cerita/pernyataan di atas:

Si “kucing” iseng sekali mematikan lampu kamarnya.

Aku menyalakan lampu di kamarku ⇐ ini sebelum mandi

Aku menyalakan lampu kamarku ⇐ setelah mandi

Berarti ada yang sempat mematikan lampu di kamarnya. Si “kucing” dalam cerita ini bisa jadi merupakan perampok atau pembunuh atau lebih horror lagi, hantu, yang mematikan lampu kamarnya itu.


Beberapa hari yang lalu pacarku mengirimiku e-mail dengan sebuah video sebagai lampirannya. Ketika kutonton video tersebut, Aku dibuatnya takut. Video tersebut menayangkan bagaimana pacarku melakukan bunuh diri, diawali dengan dia mengikatkan tali di sekitar lehernya dan melompat dari kursi. Mengapa pacarku mengirim sesuatu yang aneh seperti itu?? Upacara pemakamannya diselenggarakan besok, tetapi karena alasan tertentu Aku tidak mau hadir, tapi Aku sangat menyesali kepergiannya.

Yang janggal dari cerita/pernyataan di atas:

Pacarnya masih bisa mengirim e-mail setelah membuat video itu.

Si “Aku” sebenarnya adalah yang merekam video itu.

Si “Aku” kirim video hasil rekaman pacarnya bunuh diri itu melalui e-mail pacarnya menuju ke e-mail si “Aku” sendiri.

Si “Aku” tidak mau hadir ke upacara pemakamannya karena alasan tertentu ⇐ alasan itu adalah karena si “Aku” yang merekam video bunuh diri si pacar tersebut.

Atau versi lainnya yang lebih horror, si pacar sudah jadi hantu dan kemudian mengirimkan video itu ke e-mail “Aku”.


Aku telah bebas dari penjara minggu lalu. Sebelumnya, Aku telah membunuh empat orang, dan Aku juga telah menyesali perbuatanku. Alasan mereka membebaskanku adalah karena mereka mengatakan bahwa Aku telah sembuh. Ayah dan ibuku tidak bekerja, mereka menghabiskan waktunya duduk di ruang keluarga di rumah. Kakak perempuanku berdiam diri di kamarnya sambil mendengarkan radio. Dia sudah berhenti kuliah. Sebelum Aku masuk penjara, Aku selalu bermain bersama adik laki-lakiku setiap waktu. Sekarang ia hanya tidur di depan televisi. Tak seorangpun dalam keluargaku bicara kepadaku lagi. Aku merasa kesepian. Aku harus membuat makanan sendiri dan mulai mencari pekerjaan.

Yang janggal dari cerita/pernyataan di atas (ngomong-ngomong, ini adalah jawaban versi Saya):

Si “Aku” membunuh 4 orang. Kemudian dia masuk penjara akibat perbuatannya (mungkin dianggap sebagai pembunuhan akibat tidak waras atau sejenisnya, karena 'aku' mengatakan 'Alasan mereka membebaskanku adalah karena mereka mengatakan bahwa Aku telah sembuh'). Ayah, ibu, kakak perempuan dan adik laki-lakinya yang dibicarakannya itu sebenarnya adalah mayat. 'Aku' membunuh keluarganya setelah keluar dari penjara, sehingga pernyataan 'Aku telah sembuh' itu hanyalah sandiwara si 'Aku' belaka untuk segera keluar dari penjara.


Belajar untuk menjadi seorang dokter benar-benar memerlukan kerja keras, tetapi Saya mendapatkan nilai sempurna pada tes otopsi pada hari Jum’at lalu. Tetapi semua itu berkat bantuan dari teman sekamar Saya. Saya berharap dapat berterima kasih kepadanya, tetapi dia sudah tidak bersama kami lagi. RIP Jacob.

Yang janggal dari cerita/pernyataan di atas:

Berkat Jacob, nilai tes otopsinya bisa sempurna ⇐ si “Saya” telah membunuh dan mengotopsi teman sekamarnya sendiri (si Jacob)?


Pada akhir perang di Irak, seorang tentara Amerika menelpon kedua orangtuanya di kampung halamannya. “Hai Ayah dan Ibu”, kata tentara tersebut. “Mereka akan mengirimku pulang dalam beberapa hari. Ketika Aku pulang nanti, mau kan kalian mengurusku hanya untuk beberapa saat saja?”

Orangtuanya merasa sangat senang mendengar berita bahwa anaknya akan pulang ke rumah. “Tentu saja!” balas ayahnya. “Kau bisa tinggal bersama kami selama yang kamu mau”. Lalu anaknya berkata “Salah satu temanku tidak memiliki tempat tinggal untuk dituju, dan apakah Ayah dan Ibu keberatan jika ia ikut tinggal bersama kita sebentar saja?”.

“Tidak apa, temanmu selalu kami sambut dengan baik untuk tinggal di rumah”, kata ibunya.

“Tetapi ada yang harus kalian ketahui”, kata anaknya. “Temanku itu habis menginjak lading ranjau saat kami berperang. Dia kehilangan kedua tangan dan kakinya”.

Setelah berdiam cukup lama ibunya mengatakan, “Baiklah, tidak apa-apa jika hanya beberapa hari, tetapi sangat merepotkan untuk mengurus orang cacat. Itu akan menjadi beban bagi kami. Mungkin akan lebih baik jika kau dapat menemukan rumah sakit untuk sekumpulan veteran perang”.

Mendengar hal tersebut, tanpa basa-basi si anak langsung menutup telponnya.

Keesokan harinya, orangtuanya mendapat telepon dari komandan pasukan anaknya. Dengan sangat menyesal ia mengatakan bahwa anaknya bunuh diri. Mendengar kabar tersebut, orangtuanya kecewa. Beberapa hari kemudian, mayat anaknya dipulangkan ke Amerika menuju rumah orangtuanya. Ketika orangtua anak tersebut membuka peti matinya, mereka langsung menjadi sangat sedih dan menangis tersedu-sedu.

Yang janggal/Kesimpulan sesungguhnya dari cerita/pernyataan di atas:

Anaknya telah kehilangan tangan dan kakinya karena menginjak ranjau ⇐ dia menceritakan bahwa temannyalah yang menginjak ladang ranjau saat sedang berperang dan mengatakan bahwa dia telah kehilangan kedua tangan dan kakinya untuk mengetes respon kedua orangtuanya.

Sebenarnya si anak ingin memberitahu kabar buruk ke kedua orangtuanya mengenai kondisinya, akan tetapi ketika mendengar perkataan orangtuanya yang mengatakan tidak bersedia untuk menerima orang cacat, dia menjadi merasa bahwa dia hanya akan menjadi beban saja. Sakit hati mendengar jawaban orangtuanya, mungkin si anak bunuh diri.


Akhir-akhir ini Aku mendapati bahwa anakku memiliki kemampuan aneh. Ia memiliki kebiasaan mengacungkan jarinya pada wajah seseorang sewaktu-waktu. Suamiku dan Aku menyadari bahwa jika anakku mengacungkan jarinya pada wajah seseorang seperti itu, berarti orang tersebut akan meninggal tiga hari kemudian. Tahun lalu ia mengacungkan jarinya pada kakeknya, dan pada tiga hari kemudian kakeknya meninggal karena serangan jantung. Beberapa bulan yang lalu, dia mengacungkan jarinya pada aktris terkenal yang ada di majalah. Tiga hari kemudian aktris tersebut meninggal dalam kecelakaan mobil. Hari ini, ketika Aku akan menyalakan televisi, anakku mengacungkan jarinya tepat ke arah layar. Ketika kunyalakan televisinya, terlihat di layar bahwa Presiden sedang menyampaikan pidatonya. Aku tidak percaya bahwa Presiden akan meninggal pada tiga hari ke depan, tetapi prediksi anakku memang tidak pernah meleset.

Yang janggal dari cerita/pernyataan di atas:

Yang ditunjuk oleh si anak sebenarnya bukan sang Presiden, tetapi pantulan orang yang sedang akan menyalakan televisinya, yaitu ibunya.

Keadaan televisi belum dinyalakan saat anaknya menunjuk ke layar. Bayangan si “Aku” alias ibunya terpantul di layar televisi, makannya anaknya nunjuk ke arah televisi itu. Si “Aku” lah yang akan mati tiga hari berikutnya, bukan si Presiden.


Pada suatu malam Aku diajak oleh kedua temanku untuk berburu hantu di sebuah rumah tua dimana dulunya pernah terjadi pembunuhan. “Aku dengar si pembunuh menjagal orang-orang ini”, kata salah satu temanku. “Pasti arwah mereka benar-benar marah”

“Ya, aku dengar ini adalah pembantaian massal”, sahut temanku yang lain. “Rupanya, si pembunuh mencongkel mata sang suami dan membacok sang istri dengan pisau yang besar. Kemudian dia mencekik anak-anaknya hingga tewas”.

“Apakah kalian benar-benar serius?” tanyaku, “atau kalian hanya menakut-nakutiku saja?? Kalian tahu betapa takutnya Aku terhadap hantu”.

Pintu depanpun kami buka. Kami berjalan sambil berpegangan tangan karena di dalam sana gelap total dan kami hanya berbekal satu lampu senter. Kami menelusuri ruang tamu dan dapur, kemudian turun ke ruang bawah tanah dimana pembunuhan keji tersebut terjadi. Kami masih bisa melihat dengan jelas darah bercipratan di tembok. Tempat ini memang benar-benar mengerikan, tapi kami tidak melihat satupun kejanggalan atau sesuatu yang aneh. Pada saat keluar dari ruang bawah tanah, Aku bertanya kepada temanku.

“Aku tidak melihat satupun hal yang aneh, bagaimana dengan kalian?”

“Aku tidak”.
“Aku juga tidak”.
“Aku tidak melihat apapun”.

Jadi memang benar-benar tidak ada hantu, Aku merasa lega…

Yang janggal dari cerita/pernyataan di atas:

Hantunya ikut-ikutan menjawab pertanyaan sang “Aku”.

Mereka datang bertiga (“Aku”, dan dua orang teman si “Aku”), tapi di bagian akhir ada tiga orang yang menjawab pertanyaan si “Aku”. Berarti ada empat orang (bertambah satu orang lagi) yang keluar dari ruangan bawah tanah itu.

Orang ketiga yang menjawab, “Aku tidak melihat apapun” itu sebenarnya adalah hantu sang suami yang dicolok matanya oleh sang pembunuh, itu sebabnya dia tidak bisa melihat apapun.


Aku hidup di Osaka, Jepang dan sering menggunakan kereta bawah tanah untuk pergi bekerja pada pagi hari. Pada suatu hari, ketika Aku sedang menunggu kereta, Aku memperhatikan seorang pengemis berdiri pada sudut stasiun, bergumam pada dirinya sendiri ketika orang-orang melintas di depannya. Dia menggenggam sebuah mangkuk sambil mengharap belas kasihan orang lain.

Seorang wanita gendut melintas di depannya dan dengan jelas bisa kudengar pengemis itu mengatakan “Babi”. Wow, Aku berpikir pada diriku sendiri. Pengemis ini mengejek orang dan masih mengharap belas kasihan dari mereka?

Kemudian seorang karyawan berbaju rapi melintas di depannya, dan pengemis itu mengatakan “Manusia” Manusia? Aku tidak bisa membantahnya, jelas-jelas dia adalah manusia.

Keesokan harinya, Aku tiba di stasiun lebih awal, dan memutuskan untuk berdiri di dekat pengemis itu, dan mendengarkan gumaman anehnya. Lalu seorang pria kurus berjalan didepannya dan pengemis itu berkata “Sapi” Sapi? Pikirku. Orang ini terlalu kurus untuk disebut sapi. Dia lebih terlihat seperti ayam bagiku.

Beberapa menit kemudian, seorang pria gendut melintas dan pengemis berkata, “Kentang”. Kentang? Aku mengira dia akan memanggil orang-orang gendut “Babi”? Pada hari itu, saat bekerja, Aku tidak dapat berhenti memikirkan tentang pengemis itu dan kata-katanya yang membingungkan. Mungkin dia memiliki kemampuan aneh, pikirku. Aku menyelidiki tentang pengemis itu berkali-kali, Aku sering mendengar dia memanggil orang-orang dengan “Ikan” atau “Kambing” atau “Jagung” atau “Tomat”.

Suatu hari rasa ingin tahuku sudah tidak tertahankan lagi, dan Aku memutuskan untuk menanyakan langsung padanya. Aku mencoba untuk melintas di depannya, dia melihat ke arahku dan mengatakan, “Roti”. Aku meberikan recehan pada mangkuknya dan menanyakannya apakah ia memiliki semacam kemampuan fisik. Pengemis itu tersenyum dan mengatakan, “Ya, memang. Aku memiliki kemampuan untuk mengetahui apa yang terakhir orang makan ketika mereka melintas didepanku”. Aku tertawa karena Aku menyadari bahwa ia benar. Dia mengatakan “Roti”. Hal terakhir yang aku makan saat sarapan sebelum Aku berangkat kerja hari ini. Setelah itu pergi dan berhenti untuk mengamatinya lagi.

Yang janggal dari cerita/pernyataan di atas:

Si pengemis mempunyai kemampuan bisa mengetahui sesuatu yang terakhir kali dimakan oleh seseorang. Ada sebuah saat dimana sang pengemis berkata “Manusia” pada seorang karyawan berbaju rapi yang melintas di depannya.


Malam ini sedang hujan deras sekali. Ketika kami sampai pada suatu tempat, Aku menghentikan mobilku di depan sebuah terowongan. Temanku dan Aku pernah mendengar rumor dan legenda bahwa terowongan ini berhantu. Mereka mengatakan ketika mengendarai mobil dan melintasi terowongan ini pada malam hari, hal yang aneh akan terjadi. Kami kemari untuk mengetes keberanian kami dan memastikan bahwa rumor tersebut benar. Terowongan ini letakknya sangat terpencil dan tidak banyak kendaraan yang melintas. Suasana angker dan menyeramkan langsung kami rasakan begitu memasuki terowongan ini. Aku menjalankan mobil dengan pelan, berharap sesuatu yang aneh benar-benar terjadi. Tetapi ketika kami mencapai ujung terowongan kami tidak melihat sesuatu apapun yang mengerikan.

Aku dan temanku kecewa. “Ayo kita melintas lagi”, kataku. Teman-temanku setuju dan Aku memutar mobilku saat di ujung terowongan.

Sekali lagi, kami tidak mengalami hal yang aneh. Aku memutar mobilku di dalam terowongan beberapa kali setiap kali kami hendak mencapai ujung. Setelah empat atau lima putaran, salah satu temanku berkata, “Lebih baik kita pulang saja teman-teman”. Kupikir dia benar, lama-kelamaan kami menjadi bosan. Dan suara hujan yang turun ke atap mobil kami semakin lama semakin mengganggu kami.

Akan tetapi ada sesuatu yang aneh dengan nada bicara temanku tersebut. Tepat sebelum kami keluar terowongan, kuhentikan mobilku dan melihat ke belakang. Aku menyadari bahwa salah satu temanku tersebut menggigil dan terlihat ketakutan. Teman-temanku yang lain menatapnya dan bertanya, “Apa yang salah denganmu? Apakah kamu melihat sesuatu??!” Lalu ia berkata, “Apa kamu tidak mendengarnya?” “Mendengar apa?” tanyaku.

Setelah terdiam cukup lama, ia mengatakan, “Hujan, suara hujan…”.

Yang janggal dari cerita/pernyataan di atas:

Hujan? Di dalam terowongan? Bagaimana mungkin?


Pada suatu hari ketika Aku berumur 6 tahun, adik perempuanku tidak pernah berhenti menangis, dan itu sangat menggangguku. Jadi Aku bunuh adikku dan kulempar mayatnya ke dalam sumur tua yang sudah tidak ada airnya. Keesokan harinya ketika Aku menengok ke dalam sumur tersebut, mayatnya menghilang.

Ketika Aku berumur 12 tahun. Aku sedang berdebat dengan teman baikku mengenai masalah yang sepele. Dia membuatku marah, jadi kubunuh saja dia dan kulempar mayatnya ke dalam sumur tua itu. Keesokan harinya, ketika aku memeriksa sumur tersebut, mayatnya menghilang.

Ketika Aku berumur 17 tahun, pacarku hamil, dan Aku tidak ingin menjadi seorang ayah, jadi kubunuh dia dan kulempar mayatnya ke dalam sumur. Keesokan harinya ketika Aku melihat ke dalam sumur, mayatnya menghilang.

Ketika Aku berumur 25 tahun, Aku bekerja pada sebuah kantor dan bosku sangat kasar terhadapku. Aku sudah tidak tahan lagi, jadi kubunuh dia dan kulempar mayatnya ke dalam sumur… keesokan harinya, mayatnya menghilang.

Ketika Aku berumur 34 tahun, ibuku sakit dan berbaring di tempat tidur sepanjang waktu. Aku tidak mau mengurusnya, jadi kubunuh ibuku dan kulempar mayatnya ke dalam sumur. Keesokan harinya ketika Aku melihat ke dalam sumur, mayatnya masih berada di sana. Aku selalu memeriksa ke dalam sumur itu setiap hari tetapi mayat ibuku tidak pernah menghilang.

Yang janggal/Kesimpulan sesungguhnya dari cerita/pernyataan di atas:

Kasih ibu sangat besar terhadap anaknya.

Si ibu sebenarnya tahu kalau anaknya pernah membunuh orang. Si ibu lah yang selalu membersihkan mayat yang dibuang anaknya ke dalam sumur (mungkin untuk melindungi si anak).

Mayat terakhir adalah mayat si ibu, oleh karena itu tidak ada yang bisa membersihkan mayatnya lagi…


Seorang gadis bernama Lily bercerita kepada teman-temannya kalau ia memiliki rahasia gelap yang telah ia sembunyikan selama bertahun-tahun. Orangtuanya telah dibunuh ketika ia berusia 15 tahun. Ia mengatakan bahwa kakak laki-lakinya menggila dan menusuk ayah dan ibunya hingga tewas.

Teman-temannya terkejut mendengar cerita menyedihkan dari Lily tersebut. “Aku turut prihatin mendengarnya”, kata salah satu temannya. “Lalu apa yang terjadi pada kakakmu?”

“Dia langsung dibekuk polisi”, kata Lily. “Setelah melalui persidangan, pada akhirnya kakakku dijatuhi hukuman atas pembunuhan dan akan segera dieksekusi mati. Kau tidak akan percaya betapa sulitnya itu. Aku menjalani hidup dengan penuh kesedihan. Aku tidak bisa makan dan tidur, dan segera ingin melupakan kenanganku yang kelam tersebut. Hingga pada akhirnya Aku mengalami depresi berat yang benar-benar membuatku gila, bahkan amnesia yang memerlukan waktuku bertahun-tahun untuk pulih dan bisa menjalani hidup seperti biasa lagi”.

“Apakah kamu pernah menceritakan kisah ini pada orang lain sebelumnya?” Tanya temannya. “Tidak pernah”, sahut Lily. “Aku mulai bertanya-tanya, tapi hal tersebut tidak pernah terjawab. Saat Aku menemui kakakku sebelum eksekusi matinya, dia tidak mengucapkan sepatah katapun. Dia tidak pernah menjelaskan mengapa dia membunuh ayah dan ibu kita. Dia hanya memandangku dengan senyuman ketika eksekusi matinya dimulai”.

“Mungkin ada cara untukmu bisa mengetahui semua itu”, kata salah satu temannya. “Terserah padamu untuk mengikutinya atau tidak, tapi Aku kenal dengan seorang peramal. Dia bisa berkomunikasi dengan arwah, dan mungkin bisa membantumu mencari jawaban tersebut”.

Beberapa hari kemudian, Lily memutuskan untuk menemui sang peramal yang disarankan oleh temannya itu, dan berkonsultasi mengenai masa lalunya. Sang peramal mematikan lampunya, menyalakan lilin dan duduk di kursinya sambil menundukkan kepalanya, dan mulai masuk ke alam bawah sadarnya.

“Sekarang tanyakan padaku apapun yang kau inginkan”, bisik sang peramal. Lily lantas menanyakan, “Apa yang membuat kakakku kehilangan akalnya?” Dengan suara lirih sang peramal menjawab “Sebenarnya kakak laki-lakimu itu tidak pernah gila. Dia sepenuhnya sadar”. “Lantas apa yang menyebabkan kakakku membunuh kedua orangtuaku?” Tanya Lily. “Kakakmu sebenarnya hanya bertanggung jawab atas kematian satu orang”, jawab sang peramal. Tiba-tiba Lily menyadari semua itu. Dia lalu meneteskan air mata dan mulai menangis tersedu-sedu.

Yang janggal dari cerita/pernyataan di atas (ini menurut saya):

Sebenarnya yang membunuh kedua orang tua itu adalah Lily sendiri. Dan sang kakak yang tidak pernah berkata apapun itu agar tidak membuat Lily menderita depresi kembali. Kakaknya yang bertanggungjawab atas kematian satu orang itu merupakan kematian dirinya sendiri.


Aku benar-benar merindukan kakak perempuanku. Aku berumur 8 tahun dan kakakku 12 tahun. Aku hidup dalam keluarga yang sangat miskin, Aku dan kakakku selalu mengenakan baju yang sama setiap harinya dan teman-teman sekolah kami selalu mengejek kami setiap waktu. Tahun lalu kakakku melarikan diri dari rumah. Walaupun kami selalu berbagi tempat tidur, dia tidak pernah mengatakan padaku bahwa dia akan melarikan diri. Jika Aku mengetahuinya, Aku mungkin akan memintanya untuk membawaku pergi bersamanya. Ketika Aku bangun pada pagi harinya, ibuku mengatakan padaku bahwa kakakku menghilang. Orangtuaku telah mencarinya di manapun namun tidak berhasil menemukannya.

Tidak lama setelah itu, ibuku mengatakan padaku bahwa ia menang lotre. Ayahku mengatakan bahwa ia menemukan tiket itu di tempat pembuangan sampah. Ketika Aku melihat semua uang yang ada di dalam koper, Aku berpikir bahwa semua masalah kemiskinan yang kami hadapi akan berakhir. Ternyata Aku salah, orangtuaku sesegera mungkin pergi ke pasar swalayan. Ayahku membeli mobil baru dan sebuah televisi yang besar. Ibuku membeli pakaian baru dan banyak perhiasan. Akan tetapi mereka tidak membelikan Aku apapun.

“Apa yang terjadi ketika semua uang habis?” tanyaku kepada mereka.
“Tidak perlu cemas”, sahut ibuku. “Kami masih memilikimu”.

Aku rasa mereka benar-benar masih menyayangiku bukan?

Yang janggal dari cerita/pernyataan di atas:

Orangtuanya telah menjual kakak anak tersebut, dan akan menjualnya juga kelak jika uangnya telah habis.


Malam itu Nia mendengar berita yang mengejutkan. Salah seorang kakak laki-lakinya, Ronald, meninggal dunia karena kecelakaan. Mobil yang dikendarainya bersama saudara kembarnya, Billy, menabrak pohon. Billy hidup, namun Ronald tidak bisa diselamatkan nyawanya.

Pemakaman diselenggarakan pada keesokan harinya. Semua keluarga yang menghadiri pemakaman itu tampak sangat sedih, terlebih Billy. Sebagai sepasang saudara kembar, tentu mereka sangatlah dekat. Dari kejauhan, Nia melihat seorang pria sedang mencoba menghibur Billy. Pria itu, menurut Nia, sungguhlah tampan, tetapi dia tidak mengenal siapa pria itu. Ia hanya bisa mengasumsikan bahwa pria itu adalah sahabat baik Billy dan Ronald. Ketika pemakaman selesai, Nia mencari-cari pria itu, ingin berkenalan. Tetapi ternyata pria itu sudah hilang, barangkali pulang. Agak menyesal karena tidak sempat berkenalan dengan pria tampan tersebut, Nia akhirnya mengkuti keluarganya ke mobil. Seminggu kemudian, Billy meninggal dunia karena keracunan makanan.

Yang janggal dari cerita/pernyataan di atas:

Sebenarnya ini tes psikopat yang tidak berbeda dengan ini, cuma pemerannya utamanya saja yang diubah:

Nia berasumsi kalau pria tampan itu merupakan teman Ronald dan Billy.
Nia jatuh cinta dengan pria tersebut, ingin berkenalan tapi tidak berhasil bertemu.
Nia meracuni Billy, dengan harapan supaya pria itu bisa datang lagi ke pemakaman si Billy (karena Nia berasumsi kalau pria itu adalah teman Ronald dan Billy)


Aku berada di sebuah stasiun, duduk di bangku dan menunggu kedatangan kereta. Tak lama kemudian, seorang wanita yang sedang menggendong bayi di dadanya duduk di sebelahku. Aku melihat ke wajah bayi yang manis itu. Wanita itu menyadari Aku melihat bayinya dan tersenyum kepadaku.

“Bayi Anda imut sekali”, kataku.
Dia tertawa dan menjawab, “Ini bukan bayi, tapi tas”.
Dia memutar bayi itu, melepas pakaian pada bayi itu dan menunjukkan risletting di perut bayi itu. Aku baru tersadar bahwa mata bayi itu terlihat seperti terbuat dari kaca.
“Wow”, kataku. “Itu tampak sangat realistis!”
“Ya, aku tahu itu”, dia menjawab dengan seyuman. “Membutuhkan kerja keras untuk membuat ini. Ini juga menyita banyak waktu. Tapi itu tidak mengapa bagiku, karena aku benci untuk membuang benda sia-sia. Aku suka daur ulang”.

Kemudian kereta berhenti. Diapun berdiri dan menaiki kereta tersebut. Aku sangat ingin menaiki kereta yang sama dengannya, tapi itu bukan kereta ke tempat yang kutuju. Lalu Aku duduk kaku dan melihat kereta pergi menjauh.

Yang janggal dari cerita/pernyataan di atas:

Wanita itu benci membuang benda yang tidak berguna, dan lebih suka daur ulang ⇐ Tas bayi tersebut sebenarnya merupakan bayi manusia asli yang diubah menjadi tas oleh wanita itu.



Source

1 komentar:

Next Prev
▲Top▲