Kokologi #20

| Senin, 24 Maret 2014
Kokologi adalah suatu permainan untuk mengetahui sifat serta karakter kamu, Kokologi secara harfiah berasal dari gabungan bahasa jepang (kokoro yang artinya adalah pikiran, semangat, perasaan) dan yunani (logia yang artinya adalah ilmu). Kokologi merupakan sebuah permainan psikologi untuk menyingkap emosi dan tingkah laku seseorang, kokologi diciptakan oleh ahli psikologi Jepang, Kokologi sendiri telah terjual lebih dari empat juta eksemplar di Jepang.

Berikut adalah tips bermain kokologi.
1. Katakan hal pertama yang muncul di kepala anda.
2. Mainkan bersama orang lain.
3. Jangan berusaha mengira-ngira jawaban.
4. Jujurlah dengan diri sendiri.
5. Jangan membaca lembar jawaban lebih dulu.



Kokologi #20



Bayangkan Anda sedang berdiri tidak jauh dari gunung api yang sedang meletus. Dari pilihan di bawah ini, mana yang memberikan penjelasan terbaik mengenai pikiran Anda saat menyaksikan peristiwa itu?
1. “Mungkin ini adalah cara alam memperingatkan kita untuk berhenti menghancurkan bumi.”
2. “Aku rasa tekanannya terlalu tinggi di dalam sana.”
3. “Wow! Pemandangan yang menganggumkan! Aku sangat terkesan!”
4. “Gunung meletus itu sudah wajar, biasa saja.”











Pikiran yang anda bayangkan mengenai gunung api berhubungan dengan cara Anda bereaksi terhadap kekuatan yang bersifat meledak-ledak, khususnya kemarahan orang yang lebih berkuasa dari kita, seperti orang tua, bos, guru, pelatih, yang kadang-kadang melampiaskan kemarahannya pada kita.

1. “Mungkin ini adalah cara alam memperingatkan kita untuk berhenti menghancurkan bumi.”
Anda mengetahui kapan harus bertanggungjawab atas kemarahan orang lain dan bersedia dipersalahkan. Sensitivitas dan sikap dewasa yang demikian membuat Anda dapat menyelesaikan masalah apapun yang mungkin Anda timbulkan.

2. “Aku rasa tekanannya terlalu tinggi di dalam sana.”
Anda melemparkan tanggungjawab terhadap masalah apa saja kepada orang lain. Lagipula, jika Anda pikir, Anda sedang melakukan sesuatu yang salah, tentu Anda akan segera tersadar dan tidak akan melakukannya, kan?

3. “Wow! Pemandangan yang menganggumkan! Aku sangat terkesan!”
Anda menerima kritik dengan reaksi positif. Tapi itu tidak berarti Anda menganggap enteng kritik tersebut. Pandangan yang baik sudah pasti membuat kesan yang baik pada pimpinan dalam jangka panjang setelah mereka lupa apapun yang diteriakkannya sebelumnya.

4. “Gunung meletus itu sudah wajar, biasa saja.”
Kata-kata kasar, kemarahan, dan kritik pedas tidak begitu mengganggu. Mungkin karena Anda tidak mendengarkannya. Tentu saja itu cara mudah mengurangi stress, tapi hal tersebut akan membuat Anda tidak pernah belajar dari kesalahan. Mungkin Anda harus mulai lebih memperhatikan semua suara dan kemarahan. Mungkin saja kemarahan tersebut menunjukkan sesuatu pada Anda.

0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲